Senin, 28 Mei 2012
Minggu, 27 Mei 2012
Sabtu, 26 Mei 2012
Jumat, 25 Mei 2012
Rabu, 16 Mei 2012
JEMBATAN DUWET
Jumat, 11 Mei 2012
Kamis, 10 Mei 2012
Gunung Lanang
DI
Yogyakarta ada sebuah wisata relijius yang bernama Gunung Lanang. Namun gunung
disini bukanlah seperti lazmnya gunung seperti Gunung Merapi atau lainnya. Yang
disebut Gunung Lanang yang terletak di Dusun Bayeman, Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulon Progo ini adalah sebuah gundukan tanah pasir yang membentuk
sebuah bukit di pesisir laut. Bukit yang memiliki luas 500 meter persegi ini
juga dikelilingi banyak pohon.
Di Gunung Lanang ini terdapat sebuah pelataran yang bernama Astana Jingga atau Badraloka Mandira, yang juga merupakan nama lain dari Gunung Lanang ini.
Dinamakan Gunung Lanang karena dulunya tempat ini adalah tempat pertapaan seorang bangsawan lelaki dari Mataram Kuna.
Sementara Astana Jingga berarti tempat yang memancarkan sinar kuning kemerahan. Badroka Mandira berarti bangunan yang terbuat dari batu bata yang memancarkan sinar keagungan (badra).
Gunung Lanang ini dianggap dapat mendatangkan berkah atau wangsit, karena itulah tempat ini kerap dijadikan tempat semedi atau pertapaan bagi orang-orang yang mencari petunjuk. Dari Gunung Lanang inidapat terlihat Laut Kidul, atau lebih populer dengan nama Samudra Hindia yang membentang luas.
Di Gunung Lanang ini terdapat sebuah pelataran yang bernama Astana Jingga atau Badraloka Mandira, yang juga merupakan nama lain dari Gunung Lanang ini.
Dinamakan Gunung Lanang karena dulunya tempat ini adalah tempat pertapaan seorang bangsawan lelaki dari Mataram Kuna.
Sementara Astana Jingga berarti tempat yang memancarkan sinar kuning kemerahan. Badroka Mandira berarti bangunan yang terbuat dari batu bata yang memancarkan sinar keagungan (badra).
Gunung Lanang ini dianggap dapat mendatangkan berkah atau wangsit, karena itulah tempat ini kerap dijadikan tempat semedi atau pertapaan bagi orang-orang yang mencari petunjuk. Dari Gunung Lanang inidapat terlihat Laut Kidul, atau lebih populer dengan nama Samudra Hindia yang membentang luas.
Gunung Lanang dianggap dapat
mendatangkan berkah, dan hal ini telah dikenal hingga penjuru nusantara. Para
pencari berkah ini datang dari berbagai kota-kota besar, seperti Jakarta,
Bandung, Semarang, Solo, dan Surabaya.
Selain bertapa di Astana Jingga, mereka juga kerap mendatangi sumur Tirto Kencono di Gunung Lanang ini, yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Selain menjadi tempat semedi dan mencari ebrkah, upacara-upacara maupun ritual adat pun kerap dilakukan di Gunung Lanang ini, terutama bagi masyarakat setempat yang masih menganut kepercayaan Kejawen. Setiap malam 1 suro penanggalan Jawa setiap tahun, rutin diadakan Ruwatan Agung Tumapaking Laku Suci.
Sebelum menjalani ritual ini, peserta harus terlebih dahulu mensucikan diri dengan air dari Sumur Tirto Kencono, kemudian melakukan persiapan batin di Sasana Jiwo dengan memanjatkan doa atau melantunkan Kidung Pambuko agar selalu dilindungi selama melakukan ritual nanti.
Kemudian, peserta akan memasuki Sasana Sukma, sebuah prasasti bertuliskan aksara jawa dan Sasana Indra yang berada di pelataran Astana Jingga. Di sini peserta memulai ritual semedi dengan konsentrasi penuh di tengah keheningan alam.
Setelah itu, peserta ritual kembali ke Sasana Jiwo untuk melakukan kidung panutup sebagai ucapan terima kasih karena telah diizinkan melakukan ritual. Biasanya ketika acara ritual massal ini dilakukan, digelar pula pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.
Setelah pagelaran wayang, paginya dilanjutkan dengan upacara labuhan, atau membuang potongan kuku, rambut, dan pakaian para peserta ritual ke Laut Kidul dari bibir pantai Glagah.
Untuk memasuki wilayah Gunung Lanang ini, wisatawan akan dipandu oleh seorang juru kunci yang membantu memandu dan juga memberi kelengkapan sesaji ritual. Dari Kota Yogyakarta, menuju gunung lanang diperlukan waktu sekitar 40 menit dengan kendaraan umum.
Selain bertapa di Astana Jingga, mereka juga kerap mendatangi sumur Tirto Kencono di Gunung Lanang ini, yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Selain menjadi tempat semedi dan mencari ebrkah, upacara-upacara maupun ritual adat pun kerap dilakukan di Gunung Lanang ini, terutama bagi masyarakat setempat yang masih menganut kepercayaan Kejawen. Setiap malam 1 suro penanggalan Jawa setiap tahun, rutin diadakan Ruwatan Agung Tumapaking Laku Suci.
Sebelum menjalani ritual ini, peserta harus terlebih dahulu mensucikan diri dengan air dari Sumur Tirto Kencono, kemudian melakukan persiapan batin di Sasana Jiwo dengan memanjatkan doa atau melantunkan Kidung Pambuko agar selalu dilindungi selama melakukan ritual nanti.
Kemudian, peserta akan memasuki Sasana Sukma, sebuah prasasti bertuliskan aksara jawa dan Sasana Indra yang berada di pelataran Astana Jingga. Di sini peserta memulai ritual semedi dengan konsentrasi penuh di tengah keheningan alam.
Setelah itu, peserta ritual kembali ke Sasana Jiwo untuk melakukan kidung panutup sebagai ucapan terima kasih karena telah diizinkan melakukan ritual. Biasanya ketika acara ritual massal ini dilakukan, digelar pula pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.
Setelah pagelaran wayang, paginya dilanjutkan dengan upacara labuhan, atau membuang potongan kuku, rambut, dan pakaian para peserta ritual ke Laut Kidul dari bibir pantai Glagah.
Untuk memasuki wilayah Gunung Lanang ini, wisatawan akan dipandu oleh seorang juru kunci yang membantu memandu dan juga memberi kelengkapan sesaji ritual. Dari Kota Yogyakarta, menuju gunung lanang diperlukan waktu sekitar 40 menit dengan kendaraan umum.
Langganan:
Postingan (Atom)